Kamis, 10 Desember 2009

Hari Anti Korupsi

Kemarin 9 Desember ramai-ramai diperingati sebagai hari anti korupsi sedunia. Di mana-mana ada demo. Semoga saja demo besar-besaran dan dilakukan di banyak tempat itu ada efeknya.

Aku punya pengalaman menulis surat pembaca tentang suap di dunia pendidikan, khususnya sekolah. Surat yang kutulis dan diposkan menjelang libur itu, dimuat saat liburan. Aku mencantumkan alamat rumah bukan sekolah tempat aku mengajar. Ternyata surat pembaca itu menimbulkan kehebohan . Ada yang setuju bahkan salut dengan tulisanku, tak kurang yang marah dan tersinggung. Seusai liburan, di saat aku masuk sekolah, teman-teman menanggapi tulisanku dengan berbagai tanggapan. Ada yg berpendapat korupsi atau pun suap sudah sistem yg tidak bisa kita perbaiki. Betulkah? Bukankah sistem manusia juga yang membuat, kalau manusianya mau berubah ya sistem bisa diganti.

Beberapa saat kemudian aku dipanggil kepala sekolah yang mengkonfirmasi surat pembaca itu. Ujung-ujungnya beliau menegur atau lebih tepat memarahiku. Ternyata KS dipanggil di dinas gara-gara tulisanku itu.

Nah dari pengalamanku itu ternyata tidak mudah memberantas korupsi termasuk suap. Pihak-pihak yang telah merasa nyaman dengan kebiasaan menerima amplop yang bisa dikategorika suap itu tidak mau berhenti dari kebiasaan buruknya. Ada satu Bapak ketua Dewan Pendidikan yang memang tidak mau sama sekali menerima amplop . Salut untuk beliau.

Semoga tulisanku ini tidak membuatku mendapat masalah lagi. Pihak-pihak yang tersentil ya mawas diri lah . Jangan buruk muka cermin dibelah.

Kita tidak boleh bosan untuk mengingatkan lingkungan kerja kita masing-masing untuk jujur, bersih. Jika setiap orang menjaga diri dan lingkungannya dari korupsi Insya Allah Indonesia akan lebih baik, berkurang korupsinya. Semoga, langkah kecil kita akan sangat berati untuk kebaikan Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar